Selasa, 15 September 2015

syair

                                      



                                           SYAIR BURUNG PUNGGUK


"Bulan purnama cahayanya terang,
Bintang seperti indah dikarang,
Rawannya Pungguk bukan sembarang,
Berahikah bulan ditanah seberang.
Gemeralapan cahaya Bintang Kertika,
Beratur majelis bagai dijangka,
Sekaliannya bintang terbit belaka,
Pungguk melihat kalbunya duka...,
Tengah malam Pungguk terjaga,
Melihat Bintang Puyuh Laga,
Bintang Belantik beratur tiga,
Cahayanya terang tidak terhingga...
Rawannya Pungguk tiada terperi,
Melihat Bintang Pari-Pari,
Bulan purnama cahaya berseri,
Haram tak boleh pungguk hampiri...
Terbitlah bintang sebelah wetan,
Cahayanya limpah ditengah lautan,
Menantikan sampai janji suratan...
Hari malam Bulan nan terang,
Paksi berbunyi suaranya jarang,
Merak berbunyi segenap jurang,
Cengkerik bersyair mengatur sarang".
(^Armi^) grin emotikon



MAKNA SYAIR BURUNG PUNGGUK ;

               

Simpulan
Berdasarkan analisis stilistika yang telah
penulis lakukan dalam teks syair Burung
Pungguk, dapat disimpulkan bahwa bahasa
kiasan perbandingan dalam teks syair Burung
Pungguk menunjukkan hasil penelitian yang
paling banyak digunakan peyair dalam karyanya.
Hal ini juga dapat diperkuat dengan terdapat tiga
puluh lima bahasa kiasan perbandingan yang
dipakai penyair dari seratus tiga puluh enam bait
syair yang dianalisis. Penyair juga mengambarkan
kiasan dalam bentuk makna metaforis, sehingga
pembaca dalam menguraikan maksud dari
makna yang terkandung dalam setiap bait
syairnya diajak untuk merenungkan dan berpikir
tentang pesan-pesan atau nasehat yang dibuat
penyair. Gambaran makna metaforis yang dibuat
penyair memberikan tingkatan kepada bahasa
kiasan metafora pada posisi kedua dari analisis
stilistika dalam teks syair BurungPungguk, yaitu
terdapat dua puluh bahasa kiasan metafora yang
diperagakan penyair. Bahasa yang digunakan
penyair dalam membuat karyanya merupakan
suatu simbol atau bentuk tanda yang mengiaskan
suatu hal yang abstrak menjadi hal yang konkret.
Bahasa kiasan yang digunakan penyair
sebenarnya digunakan untuk mengganti wujud
suatu benda dalam pengiasan maksud tujuan
yang ingin dicapainya. Perwujudan personifikasi
pada telaah stilistika dalam teks syair Burung
Pungguk yaitu terdapat dua belas bahasa kiasan
personifikasi yang peragakan penyair. Dari hasil
analisisi diksi konotasi dan denotasi peneliti tidak
menemukan adanya diksi denotasi pada teks
syairBurung Pungguk. Dan diksi konotasi yang
dijumpai peneliti sebanyak tiga puluh sembilan
bait syair yang diperagakan penyair dari seratus
tiga puluh enam bait syair.
Cerita dalam teks syair Burung Pungguk
disampaikan pengarang melalui bahasa kiasan
terutama yang berkaitan dengan pesan-pesan
nasehat dalam menjalankan hidup, memberi
motivasi hidup dan nasehat-nasehat yang dapat
diambil dalam kehidupan sehari-hari. Melalui
bahasa kiasan dan pilihan kata atau diksi yang
dilakukan penyair sehingga bahasa puisi yang
penyair buat terlihat berbeda, indah, berkarakter,
memiliki maksud dan tujuan yang sesuai dengan
gambaran pikirannya, dan menambah nilai estetis
terhadap karyanya

2 komentar: